Kami menggores kata penuh rayuan.. Tapi kami bukan perayu.. Kami bersyair agar jiwa2 tershir.. Tapi kami bukan penyihir.. Kami membunuh sepi dgn kalimat sakti.. Tapi kami bukan pembunuh.. Kami adalah kumpulan terbuang.. Yg masih tercerai di kenyataan.. Namun dalam beragam karya.. Kami berpadu.. Yakin pada suata masa... Kami mampu damaikan semesta..

SURAT CINTA UNTUK NIAN SIKKA*

Kamis, 20 Oktober 2011



by: Valens Daki-Soo


 
Ooh Nian Tana....
Sikka yang perkasa!
Aku rindu menatap wajahmu,
Panas tapi teduh diatapi langit biru..
Ilham bagi penyair dan pencipta lagu,
Elok tubuhmu merona syahdu,
Dengan pesona bibir pantai nan memukau...

Namun, kini angin kencang terdengar menderu:
Masih adakah di jiwamu ketangguhan para leluhur agung?
Menjadi apakah hidupmu: tanah berbatu atau taman hijau?
Harapan yang memantul dari sejarah panjang sejak dulu?

Wahai, tana Sikka,
Putra-putramu pernah menghiasi Nusantara bagai beludru,**
Putri-putrimu nan anggun, cerdas dan tak sekadar ayu...
Para srikandi dengan hasrat kuat 'tuk maju...

Maumereeee!!!
Aku berkata dengan suara bergetar:
Bangkitlah!
Berhentilah berharap pada penguasa,
Mereka yang bisa beli apa saja!
Bangkitlah!
Kau yang hebat dari Nusa Nipa!
Barometer politik Nusa Bunga!***
Betapa kubangga,
Pernah menyusu di Bukit Leda..****
Betapa kudamba,
Kader-kadermu jadi permata bangsa!

Merdekaaa!!!

Jkt, 17 Oktober 2011
Valens Daki-Soo

* Puisi ini terinspirasi oleh perjuangan para kader muda, teman-temanku dari tanah Sikka, yang menuntut penuntasan kasus korupsi dana Bansos sekitar 19 M. Mereka berteriak tiap saat di Grup "Forum Diskusi Pemuda Mahasiswa Sikka" (saya dilibatkan jadi warga grup). Bisa jadi model/contoh yg baik. Puisi ini untuk Sikka dalam pigura entitas budaya kita sebagai Satu Flores, Satu Flobamora, Satu Indonesia.

** Beberapa putra Sikka pernah masuk orbit politik nasional bahkan internasional: Frans Seda (eks Menteri, eks Dubes), Ben Mang Reng Say (eks Dubes, eks Anggota DPA), Centis da Costa (eos Anggota DPR-RI, menonjol pada masanya sbg pendekar hukum dan politisi berkarakter kuat dan berani), Chris Siner Keytimu (eks Aktivis Petisi yg menentang keras rejim Soeharto di era 'kejayaan' Orba), dan banyak kader muda sedang naik ke permukaan...

*** Perpolitikan Sikka amat dinamis, bisa tenang-hening, jika ada pemicu bisa menggeliat dan 'panas'. Kehadiran Seminari Tinggi Ledalero dan Seminari Tinggi Ritapiret (kegiatan akademisnya di bawah bendera STFK Ledalero) tentu amat mewarnai dan mendukung Sikka sbg 'barometer' (setidaknya pada masa lalu).

**** Ledalero, arti harafiahnya (bahasa Sikka): "bukit tempat sandar matahari". Makna kontekstualnya: "matahari iman dan pengetahuan yang memancarkan kemuliaan Tuhan -- Sang Matahari Sejati".
STFK Ledalero telah melahirkan banyak kader Gereja dan bangsa, dan "mengekspor" misionaris SVD ke mancanegara.

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts