Kami menggores kata penuh rayuan.. Tapi kami bukan perayu.. Kami bersyair agar jiwa2 tershir.. Tapi kami bukan penyihir.. Kami membunuh sepi dgn kalimat sakti.. Tapi kami bukan pembunuh.. Kami adalah kumpulan terbuang.. Yg masih tercerai di kenyataan.. Namun dalam beragam karya.. Kami berpadu.. Yakin pada suata masa... Kami mampu damaikan semesta..

PERJALANAN AIR MATA

Rabu, 12 Oktober 2011



by:  Even Edomeko


Senja belum tiba
kala ribuan butir air mata
berarak sepanjang Soegiyapranata
mengapit sang tercinta dalam keranda
menghadap Allah di Katedral

"Ini kami punya kawan, TUHAN!
yang Kau jemput kemarin
bersama tembok pelabuhan yang roboh
di sore yang ramai..."

Dan lonceng Katedral berbunyi
semua di pinggir jalan berhenti
mulut terkatup sunyi
sebuah senyum dalam pigura lewat tanpa toleh

"Anak saya ini, Tuhan e...
Kau kasih saya 14 tahun e...
lewat duka lama sekali e...
lalu per...
gi...
macam be...
gi...
tu...."
Habis suara Mama
habis juga air matanya

Di getar terakhir lonceng Katedral
sang tercinta turun dari oto
dipikul kawan satu kelas
masuk rumah Tuhan

"Tuhan yang memberi
Tuhan yang mengambil..."
Dan semua bilang : Amin...

Ketika senja betul-betul tiba
sang tercinta pun terbenam
bawa pergi semua cinta
tinggal senyum di jiwa

"Aaaaaaaahhhhhhh.....!!!!!"
Mama rubuh di kaki pusara

Sebilah pedang
mengiris-iris jiwanya.

Wairbubuk, 5 okt 2011
mengenang Almarhumah ICHA, siswi SMPK Frater, yg wafat oleh bencana rubuhnya tembok pelabuhan L.Say MoF.

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts