Kami menggores kata penuh rayuan.. Tapi kami bukan perayu.. Kami bersyair agar jiwa2 tershir.. Tapi kami bukan penyihir.. Kami membunuh sepi dgn kalimat sakti.. Tapi kami bukan pembunuh.. Kami adalah kumpulan terbuang.. Yg masih tercerai di kenyataan.. Namun dalam beragam karya.. Kami berpadu.. Yakin pada suata masa... Kami mampu damaikan semesta..

KUMPULAN PUISI KEMERDEKAAN 2011

Jumat, 07 Oktober 2011


MERDEKA




Indonesia,
negeri raya dan pejuang perkasa!
Aku memelukmu Ibunda,
Cintamu tumpah-ruah,
membuncah di dada..
Aku berdiri bergetar jiwa,
Menatapmu dinista manusia bermental Brutus dan Yudas:
Gadaikan bangsa demi kuasa dan harta..

Indonesia!
Aku anak kampung Flores nun di pelosok sana..
Tempat Pancasila diendapkan
Bung Karno sang bapak bangsa..
Aku belumlah apa-apa,
Tapi ingin kulantangkan ke seluruh jagat:
Merdekaaaa!!!


Jakarta, 17-8-2011
_________________________________________________________________



HUT NKRI


  
Indonesia..
Engkaukah ini?
Sudah separuh baya usiamu
Tapi mengapa masih belepotan coklat di wajahmu?
Ini aku bingkiskan sapu tangan dengan sebaris pesan "jangan main kotor lagi ya...dari aku yang mencintaimu, seputih tulang, semerah darah)

Ende, 17.8.2011
________________________________________________________________


by: Sally Uka Uka

LOLONGAN NURANI




Ku ingin menjerit.....
kuingin berteriak lantang ...
lepaskan kata MERDEKA seperti pejuang kita dulu dgn lantang namun kata''itu menyekat tenggorokanku karena kemerdekaan yg para pEjuang n pahlawan berikan telah terkebiri ...
tetesan darah beliau tiada dihargai ...
terabaikan krn kerakusan kemerdekaan kita telah dipasung jiwa''serakah kemerdekaan kita tlh dipasung dlm keangkaramurkaan insan''tak bertanggung jawab ...
jeritan kami hny lolongan serigala lapar di padang luas ...
akankah kita mampu melonjak melepas jeratan manis para pemimpin negeri yg hny umbar janji ....
dgn tetesan air liur tanpa bukti...????? ....
Kemerdekaan yg seharusna kita nikmati tlh di ikat di pusara jantung negeri demi pribadi .....
nmn demi peluh''darah yg telah terjurah utk ngr ini kami bertekat merampas dr di pengumbar janji ...
generasi''yg punya naluri mari berkarya wujudkan cita sang penoreh nadi yg rela terkapar demi secuil senyum lepas negeri ini .......

Batam, 17-8-2011
_________________________________________________________________

by: Marlin Bato Wanes 
 INDONESIA, DI MANAKAH RUMAHMU?


Rasanya baru tadi malam ku bermimpi
16 agustus, obor bernyala terang
di jilati cakrawala penuh lelehan bulan.
centurya gembira menggelegar memecah keheningan

Termengah mengah ku menyambut hadirmu,
ku pacuh akal dalam hitungan detik di belantara malam
lalu angin mengirimkan wajahmu,
ke karang karang berpernak pernik gemilang

Di laut bunga bunga, kesusuri lagi pesisir itu,
di mana dulu kutitipkan siluetmu, pada binar terik siang
aku mencarimu di tanah yang kosong melompong
sambil menikmati rentetan salvo serdadu

Ku tanyakan kau pada nyiur pantai,
Indonesia; dimanakah alamat mu ??
lalu kau berkibar bersama lautan darah
katamu: engkau kemarin di sini, bersamaku.

Hmhmhmhm....ruh sang pertiwi termangu,
hakikat tanah air pun kini hilang
hati terus terusik mengundang seribu tanya
Indonesia, dimanakah alamatmu ???

Jakarta, 17 Agustus 2011
_________________________________________________________________


MERDEKA..!!
oleh: Marlin Bato Wanes

Heeemmmm......
Untuk siapa kata itu...??
Apa gunanya..??

Hilang sudah makna aslinya..
Punah seiring extrimnya cuaca..
Seiring pergantian generasi..

Bukan lagi sebagai kebanggan..
Hanya sebagai pengingat..
Tak ubahnya seperti alarm..

Berbunyi sebentar lalu dimatikan..
Merdeka..!! inilah suaraku
Suara lirih dari lembah demokritis !!

Jakarta, 17 Agustus 2011
_________________________________________________________________

MERDEKA I


by: Sonya da Gama

kawan...
pernahkah engkau rasakan merdeka.?
dengan gagah engkau menjawab sudah....
ini merdeka..merdeka yang seperti apa kawan...
lepas dari belenggu tirani ratusan abad silam kah..?
bukan bukan itu maksudku..merdeka dalam diri...
merdeka untuk tidak memikirkan kamu dia aku mereka...
tetapi lepas...
kawan..ketahuilah..kita tidak merdeka karna takdir..tetapi..kita bisa merdeka karna nasib..nasib..merdeka..dalam kedua telapak tangan kita....
selamat pagi...

(proklamasi...bengkulu..jam tujuh lewat tujuh belas pagi)
Bengkulu, 17-8-2011

MERDEKA II
Oleh: Sonya da Gama

tadi hari merdeka.....
di tepi jalan ...
seorang menangis...
dengan wajah serupai topeng..berkuncir 2...
berlenggok bak bidadari...
aku trenyuh...
disoraki...
dipaksa..
untuk mereka senang...
miris hatinya...
bathinku..
adaapa manusia ini...
ini merdeka...
kasihan..
dia seperti tak satu ..
apakah saudara tau..
sakitnya dua jiwa satu badan..?
kalian sudah bebas bagai makluk sempurna..bagi mereka..?
tak beristri tak berorok tak berkawan...
kawan..
bukan aku sukai jalur aneh ini...
tetapi aku iba..iba..akan kesendirian..
dan ...
kebingungan mereka....
baginya hanya Maha Penciptalah yang mengetahui....


(buat kawan kawanku..saudaraku..waria diseluruh belahan bumi...bengkulu..17 08 11)
_________________________________________________________________

UNTUK INDONESIA



suatu pagi di alam kemerdkaan. Seorg bocah brtelnjang dada..brtopi koran brsepatu lumpur..
Brlari menyusuri pematg2 sawah,diantra kwanan bangau..diatra indahnya bunga kangkung..
Dengan janur kuning di leher,dan bndra merah puth..
Memekik tajam,membela langt pgi.memech kesunyian yg syahdu...
Bergema pada dinding2 batu,gelora patritisme dan revolusi..
Merdeka..Merdeka..skali merdeka tetap merdeka
dan angn membwa pekikn menuju laut yg tenang dan damai...
Terbg menyusuri langt menemui matahari...
Disana trsmpan cita2 untk masa dpan secrah mentari pagi...
Untk negerku yg permai..


Maumere, 17 Agustus 2011
_________________________________________________________________


PIDATO KEMERDEKAAN



by: Even Edomeko

“M e r d e k a !!!”
Kau tahu arti itu pekik:
mantra penghantar pergi perang
doa sunyi di pembuangan sepi
salam sebelum haturkan nyawa

“Merdeka!”
Apa kau punya jiwa bergetar
Waktu ini kata terdengar
Di mimbar, trotoar, atau pasar?

Tak usah malu
Karena ini kata sudah kehilangan magi
Tak punya kekuatan meski sekedar sadarkan warga untuk naikkan bendera di halaman rumah...
apalagi mengajak serahkan nyawa...

“Merdeka” kita lenyap pesona
Sejak Bung Karno dipaksa keluar dari Istana
dan rakyat menyaksikannya dengan sedih

“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika Pak harto dipaksa keluar dari Istana
dan rakyat menyaksikannya dengan riang

“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika Gus Dur dipaksa keluar dari Istana
dan rakyat menyaksikannya dengan bingung


“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika Ibu Mega keluar dari Istana
dan hingga kini tak suka kibarkan Merah Putih di tempat itu

“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika Pak SBY komandokan hidup bersih
tapi bahkan tikus bisa bersarang di saku bajunya

“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika tiap tahun diumumkan kesejahteraan bertambah
padahal makin banyak kebutuhan tak bisa terpenuhi


“Merdeka” kita lenyap pesona, memang
Tapi syukur, masih punya arti:
Kita bisa lomba gerak jalan atau makan kerupuk
Uji panjat pinang atau kontes waria
Bisa tertawa atau foto di patung pahlawan
Kalau cape, pulang nyalakan televisi
Nonton tuan-tuan bikin toast kenegaraan
Minum anggur merah macam darah...
...darah para pahlawan...
...darah jelata malang...
.......................................
M  E R D E K A ....!!!


(Maumere, 17 Agustus 2011)
-----------------------------------------------------------------
 
BALADA HARI MERDEKA!
 



Aku mengajak istriku waktu ia masih sesibuk menapis beras, hasil utang tetangga sebelah
lantas tadi, cuma berpegang tangan, degan penuh hormat
kepalaku tegak menatap! saat layar dikibarkan menuju tiang teringgi!
nadiku bergetar, jiwaku tergetar
aku ingat sudah beberapa tahun tak lagi memberi salam
pada merah putih!

seruling emas nyanyikan indonesia raya
buluku berdiri
istriku juga
aku sedih!
melihat merah putih menangis
dan kami menangis bersama-sama
nasib baik tak pernah berpihak pada kami
dan pada bendera itu!

Aku tak mau beranjak!
usai gerombolan pejabat tinggalkan penat
sedari tadi aku hapal
ada snak yang merana dipinggir kursi
aku ingin mengambilnya, membawa pulang buat si kecil dirumah..

maluku telah kubuang!
biar sikecil bisa makan yang enak-enak!


Merdeka! kuucapkan mantra itu sebelum bertarung memperbutkan harga diri..

kakiku diam digendam!
anakku tlah disitu! Satu tanganya mengapit dos snak, satu tangannya melap ingus baunya!


Sini nak! biar bapakmu yg turun..!
aku berteriak!

Anakku kaget, melihat bapaknya!
lebih kaget lagi saat dia dibentak!
Puka ra'a kalian, pergi sana! pergi sana!
Mereka lantas berlari ketakutan,
debu-debu menyemangati ..

aku diam, hatiku berontak!
Mereka diusir seperti anjing kotor!
padahal hanya mengambil sisa makanan para pejabaT!
yang dibuang dibawah tenda..!


Anakku berlari, dbe4rsama teman-temannya yang sama dekilnya..
debu-debu menyemangatinya
aku berdoa dari hati
semoga kau selamat nak!
Kau bisa cicipi hasil usahamu dari sampah para yg punya!

Kami pulang, istriku kuceritakan
kuhapus air matanya sebab teringat si kecil
dimaki-maki dan diusir
dan hatiku menangis,
jatah makan paginya tlah terganti dgn salam pada merah putih! oleh ayah ibunya
anaku lapar!

sampai dirumah, anakku tlah tertidur kekenyangan
tiga kotak tercecer deket dipan reot
botol kemasan tak lagi terisi air


lantas aku pergi, membawa kembali gerobak tua,
kepasar,

lewat lapangan umum tadi
si merah putih malu-malu menyapaku

Merdeka! aku ucapkan pelan2
takut ada yang mendengar...




Mof, Lapangan Kota Baru, 17 agstus 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts