Kami menggores kata penuh rayuan.. Tapi kami bukan perayu.. Kami bersyair agar jiwa2 tershir.. Tapi kami bukan penyihir.. Kami membunuh sepi dgn kalimat sakti.. Tapi kami bukan pembunuh.. Kami adalah kumpulan terbuang.. Yg masih tercerai di kenyataan.. Namun dalam beragam karya.. Kami berpadu.. Yakin pada suata masa... Kami mampu damaikan semesta..

Gempa Di Hati"

Kamis, 06 Oktober 2011

by: Marlin Bato Wanes

20 menit yang lalu pucuk pucuk jantungku bergetar hebat, luluh lantak, menyisakan jala-jala asmara, hingga menembus batas halimun. wwuuuussshhhhh....

Menyibak tirai galau terpendam.. derai hujan menambah sepi gelapnya malam, terngiang bisikan rindu seakan memanggilku pulang dalam pelukmu kampung halaman hatiku

Aachh..kini kau bawah nalarku ketepian taman kintamani, namun aku masih terkapar diujung kanal-kanal dibalik mezba pertiwi.

Denyut nadi tak meredakan gejolak jantungku. magma tak habis habisnya bergolak. melelekan lava dan memuntahkan vulkanik rindu ke langit semesta.

Oh...andai ku mampu membendung sejuta hasrat menyelinap ...
dasyat meleburkan fondasi jiwa yang mencakar nirwana

Saat bara membakar jiwa, kuhadirkan setetes embun penetral suhu cinta yang lacur erat terpadu memompa rongga dada. satu makna yang terkerat indah dalam asa dan rasa.

Seketika itu kulihat embun, di lengkung kelopak mawar berkilau menjelma bianglala. namun kini retinaku tak sanggup menerjemakannya.. aku, gelap !! Maff.... aku masih terkapar oleh dasyatnya gempa di hati !!

Jakarta, 21/09/2011
By; Marlin Bato.

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts